Pensil dan Eraser
Ehem ehem malam ini saya ingat sesuatu tentang sebuah kisah antara pensil dan penghapus.. iseng iseng sih nulis cerpen .. mumpung baru ada inspirasi . yang begini ceritanya.. suatu hari ada ayah bercerita pada anaknya , ayah bercerita kalo suatu hari ada ayah bercerita pada putrinya , ayah bercerita kalo suatu hari ada ayah bercerita pada putranya , ayah bercerita kalo.... hahaha bercanda bercanda .. cerita sebenernya thu yang ini....
Al-kisah, di dalam tempat pensil ada sebuah penghapus kecil dan sebu
ah pensil bagus.. Terjadilah dialog singkat diantara keduanya...
Easer (E): apa kabarmu sahabatku?
Pensil (P): aku bukan sahabatmu dan kau bukan sahabatku dengar itu!!
E: Kenapa kau bilang begitu??!
P: Karena aku membencimu dan sama sekali tak menyukaimu !!
E: hah Kenapa kamu membenci dan tak menyukaiku ?
P: Karena kamu menghapus apa yg aku tulis dan aku kerjakan.
E: Aku tidak menghapus tulisanmu kalo tulisanmu gak salah
P: Apa urusanmu berani menghapus tulisanku ?!
E: Aku penghapus, dan inilah pekerjaanku buat menghapus semua kesalahanmu.
P: Itu bukan pekerjaan itu cuman pekerjaan yang gak ada artinya !! mencampuri urusanku saja
E: Pekerjaanku bermanfaat seperti pekerjaanmu.
P: Kamu salah dan berlebihan!!
E: Kenapa?!
P: Karena yang menulis itu lebih baik daripada yang menghapus!intinya aku lebih baik dari kamu..
E: Menghapus kesalahan itu sebanding dengan menulis kebenaran..
Pensil pun terketuk sejenak, lalu mengangkat kepalanya, dan berkata: "Kamu benar wahai penghapus..!"
E: Apakah kamu masih membenciku?dan tak menganggap aku sahabatmu?
P: Aku tidak akan membenci siapa yg menghapus kesalahanku..dan aku sadar kaulah sahabatku
E: Dan aku tidak akan menghapus apa2 yg sudah benar..
P: Tapi, aku kok melihatmu bertambah pendek hari demi hari?
E: Karena aku berkorban dgn sesuatu dari badanku setiap kali aku menghapus sebuah kesalahan.
Pensilpun berkata sedih: "Dan akupun merasa bahwa aku semakin pendek seperti yg kamu alami"
E: Kita tidak bisa memberikan manfaat kepada orang lain, kecuali kita berkorban untuk mereka.
Pensilpun berkata dgn gembira: "Alangkah agungnya kamu wahai sahabatku, dan alangkah indahnya perkataanmu"
Penghapus senang, pensilpun senang, keduanya hidup sebagai sahabat yg akrab, tidak berpisah, tidak pula berselisih
Al-kisah, di dalam tempat pensil ada sebuah penghapus kecil dan sebu
ah pensil bagus.. Terjadilah dialog singkat diantara keduanya...
Easer (E): apa kabarmu sahabatku?
Pensil (P): aku bukan sahabatmu dan kau bukan sahabatku dengar itu!!
E: Kenapa kau bilang begitu??!
P: Karena aku membencimu dan sama sekali tak menyukaimu !!
E: hah Kenapa kamu membenci dan tak menyukaiku ?
P: Karena kamu menghapus apa yg aku tulis dan aku kerjakan.
E: Aku tidak menghapus tulisanmu kalo tulisanmu gak salah
P: Apa urusanmu berani menghapus tulisanku ?!
E: Aku penghapus, dan inilah pekerjaanku buat menghapus semua kesalahanmu.
P: Itu bukan pekerjaan itu cuman pekerjaan yang gak ada artinya !! mencampuri urusanku saja
E: Pekerjaanku bermanfaat seperti pekerjaanmu.
P: Kamu salah dan berlebihan!!
E: Kenapa?!
P: Karena yang menulis itu lebih baik daripada yang menghapus!intinya aku lebih baik dari kamu..
E: Menghapus kesalahan itu sebanding dengan menulis kebenaran..
Pensil pun terketuk sejenak, lalu mengangkat kepalanya, dan berkata: "Kamu benar wahai penghapus..!"
E: Apakah kamu masih membenciku?dan tak menganggap aku sahabatmu?
P: Aku tidak akan membenci siapa yg menghapus kesalahanku..dan aku sadar kaulah sahabatku
E: Dan aku tidak akan menghapus apa2 yg sudah benar..
P: Tapi, aku kok melihatmu bertambah pendek hari demi hari?
E: Karena aku berkorban dgn sesuatu dari badanku setiap kali aku menghapus sebuah kesalahan.
Pensilpun berkata sedih: "Dan akupun merasa bahwa aku semakin pendek seperti yg kamu alami"
E: Kita tidak bisa memberikan manfaat kepada orang lain, kecuali kita berkorban untuk mereka.
Pensilpun berkata dgn gembira: "Alangkah agungnya kamu wahai sahabatku, dan alangkah indahnya perkataanmu"
Penghapus senang, pensilpun senang, keduanya hidup sebagai sahabat yg akrab, tidak berpisah, tidak pula berselisih
Komentar
Posting Komentar